Friday, October 28, 2016

Di hari Sumpah Pemuda

Salting terus deh ah gue kalo ketemu si Mas X gara-gara kejadian tempo hari + mimpi yang "aya-aya wae" itu..wkwkwk...
Tadi sore pas lagi ujan deres, gue iseng aja nengok-nengok ke arah kantor sebelah.

Pas gue beneran ngeliat ke darah Sana, eh ada si Mas X lagi ngintip ujan di pintu kaca kantornya, ahahaha...
Gue ga tau deh dia liat gue apa ngga, tapi gue harap semoga yang tadi itu bukan cuma kebetulan semata. Buset daaah... Bahasa elu Ceu..Ceu.. Wakakakkk

Entahlah, gue anggap aja semua ini pengobat kesel dan bete gue sama keadaan yang kurang berpihak sama gue hampir dia tahun terakhir ini. Makasih ya Mas, secara ngga langsung kamu jadi mood booster ku tiap weekdays heheh :)

Semoga kamu selalu diberi kesehatan, keselamatan, dan keberkahan dalam kerjamu ya Mas. Semoga jangan dulu  rolling tempat kerjanya ya Mas. Biar jadi good mood ku terus tiap weekdays... Hehehe

Monday, October 24, 2016

Salahkah alamat rindu ini?


Biasanya rindu tiba-tiba muncul ketika sedang membuka album lama atau melihat barang kenangan bersama orang-orang terdekat. Entah bagaimana kronologisnya, seketika aku tiba-tiba mengingat satu nama dan akhirnya merembet pada ingatan-ingatan ketika kami bersama melewatkan suatu moment kala itu.

Tidak etis memang, dan sudah bukan masanya untuk melalui fase seperti ini. Tapi inilah faktanya, fakta yang tak terbantahkan sekalipun dia mengetahuinya. Tapi kurasa tak perlu, dia tak perlu mengatahui deskripsi dari bekunya rindu tentang ingatan kala itu yang kuanggap biasa namun membunuhku saat ini.

Rasanya ingin sekali sekedar mengontaknya entah untuk sekedar "say hi" menanyakan kabar atau apapun itu. Tangan pun seraya ikut mendukung sekilas niatan hati, namun... ah sudahlah, tak ada gunanya. Toh besok atau lusa pun kemungkinan merasakan hal yang sama juga seperti saat ini.

Percikan rindu yang kerap muncul tiba-tiba dan sepintas ini rasanya tak perlu dibesar-besarkan, apalagi diungkapkan secara frontal. Cukup diam dan berdoa semoga kami diberi umur, waktu, kesehatan, dan materi yang memungkinkan untuk dapat kembali bertemu walau hanya sebentar.

Namun rindu ini... Rindu yang tak perlu dan mungkin salah alamat. Rindu yang tak wajar yang kerap datang menghajar. Rindu yang mengisahkan betapa berharganya moment itu ketika dilewatkan bersama. Bersama orang yang dulu kuanggap biasa dan entah mengapa sekarang menjadi tak biasa. Seperti sebuah bongkahan es di kutub utara yang rindu akan sinar matahari yang kemudian melelehkannya, membawanya mengalir pada lautan kebebasan.

Mungkin sebaiknya ku bungkus dan ku kubur saja rindu ini bersama untaian cerita yang mungkin tak seberapa untuknya.
Bahkan mungkin aku sudah tak ada dalam kamus hidupnya, tenggelam oleh hingar bingar kehidupan dan suasana barunya saat ini. Biarlah menjadi lembar lalu yang tertata rapi dalam rak koleksinya. Semoga selalu ada kabar baik dari kau yang disana.
Biarlah rindu ini berada di tempat semestinya yang tak perlu ia ketahui, karena aku tak tau kapan rindu ini akan tercairkan.

*PS: seriously at the moment yang lagi gak santai banget.